Penyakit Stroke Menular? Berikut 8 Fakta yang Wajib Diketahui

Penyakit stroke terjadi ketika suplai darah yang menuju bagian otak terhambat atau berkurang, sehingga otak kekurangan oksigen ataupun nutrisi. Bahayanya, dalam hitungan menit, otak akan mengalami kematian dan kerusakan permanen.

Sering dari kita bertanya apakah stroke ini bisa menular apabila orangtua atau keluarga kita mengalaminya? Berikut fakta-fakta seputar stroke yang wajib anda tahu.

Identifikasi awal dan penanganan penyakit stroke

Stroke merupakan masalah kesehatan “Darurat” dimana penanganan segera sangatlah penting dilaksanakan untuk meminimalkan kerusakan dan komplikasi.

Penyebab Stroke

Berdasarkan penyebabnya, stroke dibedakan menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan hemoragik.

Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan atau terhambat, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang.

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan.

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat kita pahami bahwa stroke tidak menular.

1. Gejala Awal

Tanda Fast pada Stroke

Segera anda menghubungi paramedis atau tenaga kesehatan terdekat apabila menemukan tanda maupun gejala penyakit stroke. Untuk memudahkan mengingat, kenali dengan FAST dimana:


Face (Wajah). Instruksikan seseorang untuk tersenyum. Aapakah terjadi ketidak simetrisan bagian wajah ataupun mulut secara mendadak?
Arm (Lengan). Instruksikan untuk mengangkat kedua tangan. Apakah ada salah satu tangan yang tiba-tiba terjatuh? Atau kedua lengan tidak dapat diangkat?
Speech (Berbicara). Instruksikan untuk berbicara secara singkat. Apakah kata-kata yang dikeluarkan tidak tepat? Pelo? Ataupun kesulitan berbicara?
Time (Waktu). Segera hubungi 118 atau 119 melalui telepon anda. Bila memungkinkan segera rujuk dan bawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan darurat dan segera.

2. Gejala Lajutan

Penyakit stroke dapat ditandai oleh beberapa gejala awal yang dapat dikenali seperti:

  • Gangguan berbicara dan memahami seperti pembicaraan sulit dimengerti secara tiba-tiba, pelo, atau sulit berkata.
  • Kelumpuhan atau mati rasa secara tiba-tiba pada beberapa anggota tubuh.
  • Gangguan pengelihatan seperti padangan kabur secara tiba-tiba.
  • Nyeri kepala berat, tak tertahankan, sampai pingsan atau kesadaran semakin menurun.
  • Gangguan koordinasi saat berjalan atau terasa lumpuh pada sebagian atau beberapa anggota gerak.
  • Gangguan menelan dan kesulitan untuk makan.
  • Gangguan ingatan dan kemampuan dalam mengatur emosi.

3. Pengobatan dan Penanganan

Pada prinsipnya penyakit stroke semakin cepat ditangani, maka progres menuju penyembuhan akan semakin baik. Pastikan paramedis menjadi pilihan utama dan segera. Beberapa penanganan yang mungkin dilakukan sebagai berikut.

4. Penanganan Awal: Fase akut

  1. Berusaha menstabilkan TTV dengan mempertahankan saluran napas yang paten, yaitu sering lakukan pengisapan lendir, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernapasan
  2. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi klien, termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi
  3. Pasien ditempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang. Posisi klien diubah tiap 2 jam.
  4. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung, hipertensi, diabetes,dll

5. Pengobatan Lebih Lanjut

  1. Obat manitol, tujuannya guna menghambat pembengkakan otak dan mengurangi tekanan intrakranial berupa tekanan pada rongga kepala yang biasa dialami oleh penderita stroke.
  2. Diuretik untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral.
  3. Antikoagulan, untuk mencegah terjadinya atau memberatnya trombosis dari tempat lain dalam sistem kardiovaskular.
  4. Medikasi antitrombosit, karena trombosit berperan penting dalam pembentukan trombus dan embolisasi.
  5. Pembedahan bila memungkinkan seperti kraniotomi dilakukan sesuai tingkat keparahan, kerusakan, dan bahaya penyakit stroke.

6. Pengobatan Alternatif

Pengobatan alternatif untuk penyakit stroke bisa menjadi pilihan. Namun, setelah fase akut telah tertangani serta berkoordinasi dengan dokter atau paramedis yang menangani. Beberapa pilihan pengobatan alternatif untuk stroke diantaranya:

  • Terapi Akupuntur. Akupuntur merupakan terapi dimana melakukan penekanan beberapa titik penting menggunakan metode jarum oleh praktisi. Diharapkan pembuluh darah semakin lancar untuk proses pemulihan.
  • Fisioterapi. Terapi yang dilakukan oleh fisioterapi dapat berupa penguatan otot, kemampuan, dan terapi verbal untuk bicara.
  • Terapi Kognitif. Terapi kognitif merupakan terapi olah pikiran untuk mengolah informasi secara ringan. Aktifitasnya bisa seperti melakukan komunikasi lisan dengan pengidap stroke yang mengalami kehilangan daya bicara.
  • Terapi Psikologis. Mengingat kejadian stroke ini sangat mendadak, penderita memungkinkan mengalami goncangan mental dan emosional seperti stres, depresi dll. Perlu pendekatan tetapi psikis untuk membangun semangat hidup secara bertahap.

7.Cara Pencegahan

Stroke merupakan penyakit yang dapat dicegah. Baik dengan modifikasi pola hidup dan lingkungan sehat dapat mencegah terjadinya stroke seperti mengontrol tekanan darah agar tetap stabil, mengurangi konsumsi makanan berkolesterol tinggi dan lemak, berhenti merokok, mengontrol gula darah/diabetes, olah raga teratur, mengkonsumsi sayur dan buah, mengurangi konsumsi alkohol dan menghindari konsumsi obat-obatan terlarang.

8. Pemeriksaan Penunjang

Untuk mengetahui kondisi terkini dan progres pengobatan biasanya dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang.

  • Angiografi serebral. Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik, misalnya pertahanan atau sumbatan arteri.
  • CT-scan. Mengetahui adanya tekanan normal dan adanya trombosis, emboli serebral, dan tekanan intrakranial (TIK).
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI). Menunjukkan daerah infark, perdarahan, malformasi arteriovena (MAV).
  • Ultrasonografi Doppler (USG Doppler). Mengidentifikasi penyakit artriovena (masalah sistem arteri karotis /aliran darah atau timbulnya plak) dan arteriosklerosis.
  • Elektroensefalogram. Mengidentifikasi masalah pada gelombang otak dan memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
  • Sinar tengkorak (X-Ray). Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang berlawanan dari massa yang meluas, klasifikasi karotis interna terdapat pada trombosis serebral; klasifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan subarakhnoid.
  • Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilaksanakan untuk penderita stroke diantaranya  seperti pemeriksaan darah lengkap, gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal, Analisa gas darah (AGD), biokimia darah ataupun pemeriksaan elektrolit.

Baca juga: 
Rehabilitasi Pasca Terjadinya Stroke
Fisioterapi Pasca Stroke yang Bisa dilaksanakan di Rumah
Perawatan Luka Diabetes di Rumah



3 thoughts on “Penyakit Stroke Menular? Berikut 8 Fakta yang Wajib Diketahui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *